Rabu, 09 Maret 2016
Posted by Unknown on 17.40 with No comments
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
ANALISI ANION
Oleh
Nama : Rahma Islamiyati
NIM : D1A140943
Partner
1.Nama/NIM : Hilyatussa’adah / D1A140953
2.Nama/NIM : Nopya Indriany / D1A140924
3.Nama/NIM : Rohmat Saepudin / D1A140923
4. Nama/NIM : Siti Maulidina / D1A141021
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GIFARI
BANDUNG
2015
BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN
1.1 PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan reaksi dengan zat pengidentifikasi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan warna, endapan maupun nyala api yang spesifik.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi adanya anion pada suatu sampel dan membuat persamaan reaksi kimia yang berdasarkan percobaan.
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Pengertian Anion
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari : 1982).
2.2 Klasifikasi Anion
Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada ion logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-
2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari :1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
2.3 Metode Mendeteksi Anion
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim : 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 CARA KERJA
A. Analisis Anion Golongan 1 :
1. CO32- dari sampel Na2CO3
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml HaCl2 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
2. CN- dari sampel KCN
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian masukkan lakmus merah dan tambahkan beberapa ml KOH 0,1 M hingga larutan bersifat basa lalu tambahkan 1 butir FeSO4 dan beberapa tetes HCl pekat hingga terbentuk endapan.
3. SCN- dari sampel NH4SCN
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml AgNO3 0,1 M lalu 0,5ml NH4OH dan HNO3 0,1 N. Amati setiap perubahan yang terjadi setelah penambahan reagen.
4. NO2- dari sampel NaNO2
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml FeSO4 0,5 M hingga terbentuk cincin cokelat pada batang atas.
5. BO33- dari sampel H3BO3
a. Ke dalam cawan porselen atau kaca arloji masukkan seujung spatel padatan H3BO3 kemudian tambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat hingga basah lalu tuangkan 2ml methanol selanjutnya bakar campuran tersebut dan amati warna nyala api yang dihasilkan.
6. SO42- dari sampel Na2SO4
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml BaCl2 0,1 M dan HCl 0,1 N. Amati setiap perubahan yang terjadi setelah penambahan reagen.
7. SO32- dari sampel Na2SO3
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml BaCl2 0,1 M lalu segera tambahkan HCl 0,1 N dan amati perubahan yang terjadi.
B. Analisis Anion Golongan 2 :
1. Cl- dari sampel NaCl
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml AgNO3 0,1 M kemudian 0,5ml NH4OH dan 0,5ml HNO3 0,1 N. Amati setiap perubahan yang terjadi setelah penambahan reagen.
2. Br- dari sampel KBr
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml AgNO3 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
3. I- dari sampel KI
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml HgCl2 0,1 M dan 0,5ml KI 0,1 M lalu amati setiap perubahan yang terjadi setelah penambahan reagen.
4. CH3COOH- dari sampel CH3COOHNa
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan 0,5ml methanol lalu hirup bau yang dihasilkan.
5. NO3- dari sampel NaNO3
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5ml sampel kemudian tambahkan 0,5ml FeSO4 0,5 M lalu teteskan beberapa tetes H2SO4 pekat hingga terbentuk cincin cokelat pada batang atas.
3.2 ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
• 1 set tabung reaksi dan rak tabung
• Kaca arloji
• Cawan porselen
3.3 BAHAN YANG DIGUNAKAN
• NaCl
• AgNO3 0,1 M
• NH4OH
• HNO3 0,1 N
• KBr
• HgCl2 0,1 M
• KI
• Na2CO3
• KCN
• KOH
• FeSO4
• H2SO4 pekat
• NaNO2
• H3BO3
• Methannol
• Na2SO4
• NH4 SCN
• NaNO3
• FeSO4 0,5 M
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PERCOBAAN
A. Analisis Anion Golongan 1 :
1. CO32- dari sampel Na2CO3
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA ENDAPAN NYALA API BAU
a Na2CO3 HgCl2 0,1 M Merah bata Ada endapan - -
2. CN- dari sampel KCN
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA ENDAPAN NYALA API BAU
a KCN Lakmus merah + KOH 0,1 M
FeSO4 + HCl pekat
Lakmus berwarna biru.
Biru -
Ada endapan -
Lakmus berwarna merah -
-
3. SCN- dari sampel NH4SCN
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA ENDAPAN NYALA API BAU
a NH4SCN
AgNO 3 0,1 M
NH4OH + HNO3 0,1 M Putih keruh
Putih keruh Ada endapan
Endapan putih -
- -
-
4. NO2- dari sampel NaNO2
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
NaNO2 FeSO4 0,5 M Ada cincin coklat pada bagian atas - -
-
5. BO33- dari sampel H3BO3
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
H3BO3 H2SO4 pekat + 2ml methanol - - Warna hijau muda
-
6. SO42- dari sampel Na2SO4
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
Na2SO4 BaCl2 0,1 M + HCl 0,1 N Putih susu - -
-
7. SO32- dari sampel Na2SO3
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
Na2SO3 BaCl2 0,1 M + HCl 0,1 N Putih susu - -
-
B. Analisis Anion Golongan 2 :
1. Cl- dari sampel NaCl
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
NaCl AgNO3 0,1 M + 0,5ml NH4OH + 0,5ml HNO3 0,1 N. Putih keruh Endapan putih -
-
2. Br- dari sampel KBr
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
KBr
AgNO3 0,1 M Putih Endapan putih -
-
3. I- dari sampel KI
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
KI
HgCl2 0,1 M + 0,5ml KI 0,1 M Orange Endapan orange -
-
4. CH3COOH- dari sampel CH3COOHNa
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a
CH3COOHNa H2SO4 pekat + methanol Kecokalatan -
Sekilas menyengat
5. NO3- dari sampel NaNO3
NO
ANION
REAGEN HASIL
WARNA
ENDAPAN NYALA API
BAU
a NaNO3
FeSO4 0,5 M +H2SO4 pekat Terdapat cincin coklat di bagian atas - -
-
4.2 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi anion - anion yang ada dalam sampel. Anion - anion yang diidentifikasi antara lain CO32-, CN-, SCN-, NO2-, BO33-, SO42-, SO32-, Cl-, Br-, I-, CH3COOH -, NO3-. Untuk mengidentifikasi anion ini digunakan berbagai macam reagen (untuk mengetahui anion - anion yang ada).
Pada percobaan kali ini, identifikasi dimulai dengan Golongan 1 penambahan HgCl2 0,1 M pada sampel 1 menghasilkan warna merah bata dan terdapat endapan. Lalu, penambahan Lakmus merah + KOH 0,1 M + FeSO4 + HCl pekat pada sampel ke 2 menghasilkan Lakmus berwarna biru dan larutannya berwarna biru dan terdapat endapan. Lalu, penambahan AgNO 3 0,1 M + NH4OH + HNO3 0,1 M pada sampel ke 3 menghasilkan larutan berwarna putih keruh dan ada endapan putih. Kemudian, penambahan FeSO4 0,5 M pada sampel ke 4 menghasilkan terdapat cincin coklat pada bagian atas larutannya. Lalu, penambahan H2SO4 pekat + 2ml methanol pada sampel ke 5 menghasilkan nyala api berwarnah hijau muda. Kemudian, penambahan BaCl2 0,1 M + HCl 0,1 N pada sampel ke 6 menghasilkan larutan berwarna putih susu. Lalu, penambahan BaCl2 0,1 M + HCl 0,1 N pada sampel terakhir pada anion golongan 1 ini menghasilkan larutan berwarna putih susu. Golongan 2 penambahan AgNO3 0,1 M + 0,5ml NH4OH + 0,5ml HNO3 0,1 N pada sampel 1 menghasilkan larutan berwarna putih keruh dan ada endapan putih. Lalu, penambahan AgNO3 0,1 M pada sampel ke 2 menghasilkan larutan berwarna putih dan ada endapan putih. Kemudian, penambahan HgCl2 0,1 M + 0,5ml KI 0,1 M pada sampel ke 3 menghasilkan larutan berwarna orange dan ada endapan berwarna orange. Lalu, penambahan H2SO4 pekat + methanol pada sampel ke 4 menghasilkan larutan berwarna kecoklatan dan ada bau sekilas menyengat. Kemudian, penambahan FeSO4 0,5 M +H2SO4 pekat pada sampel terakhir di golongan 2 ini menghasilkan terdapat cincin coklat dibagian atas larutan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa Identifikasi anion dalam larutan sampel dapat dilakukan dengan analisis kualitatif berdasarkan sifat-sifat dari kation tersebut terhadap reagensia. Reagensia digunakan untuk mengidentifikasi anion didasarkan pada kemampuan untuk bereaksi dengan pereaksi lain dan membentuk warna yang khas. Dari masing – masing sampel diatas ada yang menghasilkan endapan,nyala api,atau bau yang khas itu membuktikan bahwa masing – masing sampel tersebut merupakan anion.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar