Selasa, 23 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS Oleh Nama : Rahma Islamiyati NIM : D1A140943 Partner 1.Nama/NIM : Aurelia Da Silva/ D1A140921 2.Nama/NIM : Siti Maulidina Nur Fadilah/ D1A141021 3.Nama/NIM : Syahid Devana Mahendra/ D1A140949
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL GIFARI BANDUNG 2015 BAB I PRINSIP DAN TUJUAN 1.1 PRINSIP PERCOBAAN Prinsip percobaan bedasarkan reaksi netralisasi 1.2 TUJUAN PERCOBAAN • Memisahkan dua jenis garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu. • Membuat Kristal garam kompleks dan karakterisasinya.   BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 ION KOMPLEKS Suatu kompleks didefinisikan sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral yang dikenal sebagai ligan.(Cotton, 1989) Ion kompleks terdiri dari ion logam yang dikelilingi oleh sejumlah ligan yang berupa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas. Pada umumnya ion logam yang membentuk ion kompleks dan mempunyai orbital d kosong pada ikatan yang terjadi antara ion logam dan ligan adalah kovalen koordinasi. Berdasarkan ikatan valensi, ikatan pada ion kompleks terjadi karena adanya tumpang tindih orbital ligan yang berupa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas dengan ion yang masih kosong. 2.2 PEMBENTUKAN KOMPLEKS Suatu ion (molekul) kompleks terdiri dari satu ion (atom) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom pusat itu. Atom pusat ini ditandai dengan bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan atom pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom/ion yang disebut bulatan koordinasi yang masing-masing dapat terhuni 1 ligan monodentat. Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah simetris. Menurut G.N Lewis (1916), ketika menguraikan teorinya tentang ikatan-ikatan kimia yang didasarkan atas pembentukan pasangan elektron, menerangkan pembentukan kompleks terjadi karena penyumbangan suatu pasangan elektron seluruhnya oleh satu atom ligan kepada atom pusat. Salah satu fenomena yang paling umum yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan. Suatu fenomena lain yang penting yang sering terlihat bila kompleks terbentuk adalah kenaikan kelarutan, banyak endapan bisa melarut karena pembentukan kompleks 2.3 PEMBUATAN SENYAWA KOMPLEKS Untuk membuat senyawa kompleks harus diperhatikan agar hasilnya cukup banyak dan cara yang baik untuk mengisolasinya. Cara-cara isolasi itu antar lain : a. Penguapan pelarut dan pendinginan larutan yang pekat dalam campuran pendingin es garam. b. Penambahan pelarut yang bercampur dengan pelarut semula, tetapi tidak melarutkan zat terlarut. c. Untuk mempercepat kristalisasi yaitu dengan pendinginan dan penambahan kristal zat terlarut. d. Bila kompleks berupa kation, ke dalam larutan dapat ditambahkan anion yang dapat menyebabkan terjadinya endapan dan sebaliknya.   BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 CARA KERJA 1. Larutkan 20 gram CuSO4 5 H2O dalam campuran 30mL ammonia pekat dan 20mL aqua DM dalam beaker glass 100mL 2. Saring endapan biru tua dengan kertas saring whatman medium, sempurnakan pengendapan dengan 30mL alcohol. 3. Diamkan beberapa menit tempatkan ditempat yang dingin atau air es, saring Kristal biru gelap dengan penyaring Buchner 4. Cuci endaoan mula-mula dengan campuran (1:1) alcohol dan ammonia pekat, cuci kembali dengan alcohol dan eter keringkan garam ini pada temperature kamar 5. Timbang garam ini sebagai garam Cu-tetraamin sulfat 3.2 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN • Beacker glass • Corong 3.3 BAHAN YANG DIGUNAKAN  CuSO4  Ammonia pekat  Alcohol  Eter   BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERCOBAAN CuSO4 20g dilarutkan dalam campuran 30ml ammonia pekat dan 20ml akuadest dalam beaker glass 100ml. kemudian saring dengan kertas saring dan didinginkan. Kemudian berhasil membentuk garam kompleks dengan warna biru muda dengan data sebagai berikut : Berat kertas saring : 0,47g x 2 = 0,94g Berat garamnya : 3,10g – 0,94g = 2,16g 4.2 PEMBAHASAN Pada proses pembuatannya saya mereaksikan 20g CuSO4 dengan campuran 30ml ammonia pekat dan 20ml akuadest dalam beaker glass 100ml. kemudian disaring dan didinginkan sehingga terbentuk garam kompleks. Pada pross ini, teknik reklistalisasi diperlukan, dimana zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat-zat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya. Pada hasil garam kompleks saya ini melakukan pemurnian agar memperoleh hasil garam kompleks yang murni, hal ini dilakuakan dengan mencuci endapan dengan campuran (1:1) alcohol dan amonia. Pemberian aquades ini berfungsi agar ion klorida yang mungkin masih terdapat dalm kristal kalium dapat hilang. Pada percobaan ini saya memperoleh garam kompleks, dimana garam kompleks tersebut bewarna biru muda. BAB V KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa saya dapat membuat garam kompleks dengan penyaringan yang kemudian di dinginkan dan kemudian terbentuk garam kompleks dengan warna biru muda.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TETAPAN GAS DAN VOLUM MOLAR GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TETAPAN GAS DAN VOLUM MOLAR GAS Oleh Nama : Rahma Islamiyati NIM : D1A140943 Partner 1.Nama/NIM : Aurelia da silva/ D1A140921 2.Nama/NIM : Siti maulidina nur fadilah/ D1A141021 3.Nama/NIM : Syahid Devana Mahendra/ D1A140949
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL GIFARI BANDUNG 2015 BAB I PRINSIP DAN TUJUAN 1.1 PRINSIP PERCOBAAN Prinsip percobaan bedasarkan reaksi netralisasi 1.2 TUJUAN PERCOBAAN Menentukan tetapan gas dan volume molar gas   BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Hukum Gay-Lussac Gay-Lussac mereaksikan gas oksigen dengan gas nitrogen sehingga terbentuk ammonia. Pada suhu dan tekanan yang sama, ternyata hydrogen yang diperlukan tiga kali volume gas nitrogen. Hydrogen + Nitrogen à Amoniak (1 vol) (3 vol) (2 vol) Berdasarkan volume gas pada P dan T yang sama, Lussac membuat pernyataan yang disebut hukum penyatuan volume. Hukum ini berbunyi, “volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat yang sederhana” (Syukri, 1999 :30). 2.2 HUKUM AVOGRADO Hukum yang berbunyi, “pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang bervolume sama memiliki jumlah partikel yang sama pula”. Kandungan dari gas yang dinyatakan Amadeo Avogadro yaitu volume sama dari gas pada tekanan dan suhu yang sama mengandung partikel yang sama, secara matematis dapat ditulis: V α n (pada P dan T tetap), = = …. (Atkins, 1994 :11). 2.3 HUKUM BOYLE Pada suhu tetap, hasil kali tekanan dan volume tetap untuk jumlah gas tertentu: PV= C atau P1V1=P2V2 (Oxtoby, 1999 : 356). Oksigen adalah unsure yang sangat vital untuk manusia, yaitu respirasi.Gas oksigen mengembun pada suhu -1830C dan membeku pada suhu -218,40C.oksigen dapat dibuat dengan penguraian kalium klorat (KClO3). Penguraian hydrogen peroksida (H2O2) dan elektrolisis air (Purba, 2002 :165).   BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 CARA KERJA A. Tabung reaksi kosong ditimbang. B. Campuran bubuk KClO3 dan bubuk MnO2 ditimbang sampai 1-1,2 gram. C. Dimasukkan campuran KClO3 dan MnO2 kedalam tabung reaksi dan ditimbang. D. Kedalam Erlenmeyer, dimasukkan 100 ml aquades dank e dalam labu alas bundar dimasukkan aquades 250 ml. E. Set alat pembuatan oksigen dipasang, ujung selang ditiup untuk menghilangkan gelembung udara. F. Setelah gelembung udara hilang,klem diputar untuk ditutup. G. Klem dibuka, kemudian tabung reaksi yang berisi campuran KClO3 dan MnO2 yang telah terpasang pada set alat pembuatan oksigen dipanaskan, dan air dari labu alas bundar dialirkan ke Erlenmeyer. H. Setelah air dari labu alas bundar berhenti mengalir (ditandai dengan adanya gelembung udara pada selang penghubung), kemudian klem diputar untuk ditutup kembali. I. Volume air pada Erlenmeyer diukur dengan gelas ukur. J. Campuran KClO3 dan MnO2 didalam tabung reaksi ditimbanga kembali. 3.2 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN • Labu dasar rata 500ml • Tabung reaksi pyrex • Prop tabung reaksi 1 lubang • Klem dan statif • Selang plastic dan klem • Pemanas spiritus • Gelas kimia 500ml • Gelas ukur 250ml • Prop labu 2 lubang • Thermometer 1500c 3.3 BAHAN YANG DIGUNAKAN  Kalium klorat  Mangan oksida BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERCOBAAN Bahan dipanaskan dan terjadi penguapan. Awalnya air menetes perlahan tetapi lama kelamaan mengalir semakin deras. Air berhenti menetes pada volume 230ml dan pada waktu 1:19. . 4.2 PEMBAHASAN Untuk dapat mengukur bobot (volume) molar suatu molekul selain menggunakan metode Canizzaro juga dapat digunakan persamaan gas ideal. Cara yang terakhir ini lebih sederhana dan lebih mudah. Seperti yang telah dilakukan oleh praktikan pada percobaan penentuan volume molar oksigen. Setelah semua peralatan dipasang, kemudian campuran KClO3 dan MnO2 pada tabung reaksi dipanaskan reaksi penguraian oksigen pada KClO3 adalah: 2KClO3 2KCl(s) + 3O2(g). Dari sini dapat diketahui bahwa setiap 1 mol KClO3 yang terurai akan menghasilkan 1,5 mol oksigen. Dan menghasilkan 1 mol endapan KCl. Oksigen yang dihasilkan mendorong air yang berada dalam labu alas bundar yang tekanan udaranya sudah disamakan dengan tekanan udara luar. Hal ini disebabkan karena sifat dasar materi yang selalu menempati ruang, sehingga oksigen yang terurai tadi mencari ruang untuk ditempati. Dari sifat dasar materi inilah dapat diketahui bahwa volume ruang ditempati oleh air terdorong keluar sebelumnya adalah sama dengan volume ruang yang ditempati oleh oksigen atau dengan kata lain volume oksigen yang terurai sama dengan volume air yang didorong keluar labu alas bundar oleh oksigen. Setelah diadakan pengukuran volume air (yang sama dengan berat oksigen) adalah sama dengan 49 mL, dari pengukuran berat tabung diperoleh 0,26 gram. Dan setelah diadakan perhitungan mo, diperoleh mol oksigen sebesar 0,008 mol. Pada perhitungan untuk penetuan volume oksigen pada STP, diperoleh volume oksigen sebesar 0,052 L. Hasil ini berbeda dengan volume molekul pada STP yang diketahui dari studi pustaka sebelumnya , yaitu 22,4 L. Perbedaan ini disebabkan karena mol O2 yang terurai tidak sesuai dengan stoikiometri reaksi yang diakibatkan oleh tidak terurainya seluruh oksigen yang terdapat pada KClO3. Pada penentuan tetapan umum gas, sebelumnya haruslah diadakan volume (V), suhu (T), dan tekanan (P) yang dimiliki oleh sistem setelah diadakan perhitungan, diperoleh R sebesar 0,0194 L atm/mol K. Pada perhitungan persentase O2 dalam campuran yang bermassa 0,26 gram diperoleh % massa O2 sebesar 46,43%.   BAB V KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengukur volume molar gas. Salah satu caranya dengan menggunakan cara yang saya lakukan diatas yang menghasilkan data air berhenti menetes pada volume ml dan pada waktu .

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR STANDARISASI LARUTAN NaOH DAN PENGGUNAANYA Oleh Nama : Rahma Islamiyati NIM : D1A140943 Partner 1.Nama/NIM : Aurelia da silva/ D1A140921 2.Nama/NIM : Siti maulidina nur fadilah/ D1A141021 3.Nama/NIM : Syahid Devana Mahendra/ D1A140949
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL GIFARI BANDUNG 2015 BAB I PRINSIP DAN TUJUAN PRINSIP PERCOBAAN Prinsip percobaan bedasarkan reaksi netralisasi TUJUAN PERCOBAAN Menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara titrasi   BAB II TEORI PENUNJANG TITRASI Titrasi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan. Caranya adalah dengan menetesi (menambahi sedikit-sedikit) larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) dengan sebuah larutan hasil standarisasi yang sudah diketahui konsentrasi dan volumenya (titrant). Tetesan titrant dihentikan ketika titik ekuivalen telah tercapai. Titik ekuivalen adalah titik dimana titrant dan analit tepat bereaksi atau jumlah volume larutan titrant dengan mol tertentu telah sama dengan mol larutan analit. Titik ekuivalenini susah diamati. Yang bisa diamati adalah titik akhir titrasi (perbedaan titik ekuivalen dan titik akhir titrasi akan dijelaskan kemudian). Titik akhir titrasi ditentukan dengan menggunakan larutan indikator. Indikator ini akan berubah warna jika volume larutan titrant yang menetesi analitberlebih atau dengan kata lain saat larutan analit sudah bereaksi semua. TITRASI ASAM BASA Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi, pengukuran atau penentuan konsentrasi larutan asam dalam suatu campuran. Biasanya dilakukan dengan jalan titrasi bersama larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya, yaitu larutan baku dan suatu indikator untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Titik dalam titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik ekuivalen.Titik ekuivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna indikator. Titik pada titrasi dimana indikator warnanya berubah disebut titik akhir. Ekuivalen dari suatu basa, adalah massa basa yang mengandung suatu gugus hidroksil yang tergantikan. Sedangkan Ekuivalen dari asam, adalah massa basa yang mengandung sutu gugus hidroksil yang tergantikan. LARUTAN BAKU PRIMER Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. LARUTAN BAKU SKUNDER Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. INDIKATOR ASAM BASA Indikator asam-basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagaiAsam Lewis), umumnya Asam Karboksilat dan Amina, sehingga indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidang kimia hayati dan kimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi redoks   BAB III PROSEDUR PERCOBAAN CARA KERJA Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Siapkan larutan NaOH dan masukan ke dalam buret dangan bantuan corong. Ambil Asam Oksalat 1,26g, masukan ke dalan labu ukur encerkan dengan 100ml air Ambil 5ml Asam oksalat masukan kedalan Erlenmeyer. Tambahkan 3 -4 tetes indicator phenolptalein (PP) Titrasi hingga warna berubah menjadi merah muda yang bila digoyang tidak hilang Lakukan percobaan sebanyak 3x Hitung perubahan volume NaOH pada buret ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN Corong Erlenmeyer Labu ukur Buret Vol pipet Batang pengaduk Statif Klem BAHAN YANG DIGUNAKAN HCL Pekat 12N H2SO4 3ml NaOH 0,1N Phenolptalein BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PERCOBAAN Titrasi Asam oksalat dengan NaOH No V Asam Oksalat V NaOH V Terpakai V Akhir V Awal 1 5ml 33 23 10ml 2 5ml 43 33 10ml 3 5ml 29,3 19,2 10,1ml Rata - rata 30,1/3= 10,03 PEMBAHASAN Pada percobaan kedua ini praktikan melakukan titrasi asam oksalat dengan NaOH. Percobaan kedua ini mirip dengan percobaan kesatu yaitu titrasi. Titrasi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan. Langkah pertama siapkan alat alt untuk titrasi seperti buret Erlenmeyer pipet volume, dan labu ukur. Selanjutnya ambi asam oksalat 1,26g lalu encerkan dengan 100mL dalam labu ukur. Kemudian ambil 10mL dengan pipet volume masukan kedalam Erlenmeyer lakukan sebanyak 3x. Asam oksalat 0,1M dalam 100mL M = gr/mr . 1000/v 0,1 = gr/126 . 1000/100 0,1 . 126 = 10 gr gr= 1,26 gr Selanjutnya ambil NaOH 0,4 gr larutkan dengan 100mL dalam labu ukur kemudian masukan NaOH kedalam buret. Ambil NaOH 0,1 M dalam 100mL M = gr/mr . 1000/v 0,1 = gr/40 . 1000/100 0,1 . 40 = 10 gr = 4/10 = 0,4 gr Elenmeyer yang sudah terisi asam oksalat masing masing ditambahkan dua sampai tiga tetes indikator yaitu phenolptalein (PP). Lakukan titrasi sampai terbentuk warna merah muda yang stabil (tidak hilang bila digoyangkan). Catat volume NaOH lakukan sebanyak tiga kali. Hasil percobaan titik akhir titrasi pada volume NaOH 10mL. Percobaan yang praktikan lakukan terbilang berhasil karena titik akhir titrasinya pada volume yang sama yaitu 10mL. Titik akhir titrasi divolume yang stabil.   BAB V KESIMPULAN Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa titrasi yang dilakukan pada 2 kali percobaan pertama berhasil dengan volume yang konstan, sedangkan pada percobaan ketiga volume tidak konstan. LAMPIRAN

Rabu, 10 Februari 2016

Macam - macam Cloud Storage

Setelah membaca berbagai artikel tentang macam- macam cloud storage saya menyimpulkan.


CLOUD STORAGE




OneDrive


OneDrive merupakan layanan cloud storage dari Microsoft. Layanan ini sudah tersedia secara langsung bagi pengguna Windows 8 dan Windows 8.1. Layanan ini juga dapat digunakan di Web, Windows versi lama, Android, iOS, Windows Phone, dan Xbox apps. Anda dapat menyimpan berbagai jenis file di layanan ini seperti foto, video, dokumen, dan lainnya.
Salah satu kelebihan dari layanan ini adalah kombinasinya dengan program Microsoft Office seperti Word, Excel, dan Power Point. Ketika Anda membuka salah satu program tersebut, Anda akan melihat berbagai macam dokumen yang tersimpan di OneDrive pada daftar recent documents.
Jika Anda memiliki Office 365, maka Anda dapat membuka dan mengedit dokumen yang tersimpan di OneDrive bersamaan dengan teman Anda. Anda dapat melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh teman Anda tersebut secara real time.

Kelebihan
OneDrive berjalan dengan sangat baik untuk perangkat yang menggunakan sistem operasi Windows dan Windows Phone karena layanan ini sudah terintegrasi secara langsung di dalamnya. Selain itu aplikasi ini juga cocok bagi Anda yang sering menggunakan program Microsoft Office.

Kekurangan
Jika Anda tidak menggunakan perangkat berbasis Windows, maka tidak ada kelebihan lainnya yang dimiliki oleh layanan OneDrive ini. OneDrive juga memberlakukan peraturan ketat mengenai file yang diunggah untuk menghindari adanya data yang berbau pornografi dan lainnya. Di satu sisi hal ini memang baik, namun di sisi lain justru membatasi ruang gerak para penggunanya.

Dropbox



Dropbox merupakan layanan penyimpanan awan yang paling banyak disukai karena memiliki banyak fitur dan mudah digunakan. Layanan ini juga dapat diakses dari berbagai platform seperti web, Mac, Windows, Linux (Ubuntu, Debian, Fedora, dll), iOS, Android, BlackBerry, dan Kindle Fire.
Anda dapat menyimpan berbagai macam jenis file di Dropbox. Tidak ada batasan ukuran file yang dapat diunggah, namun semakin besar ukurannya maka semakin lama pula proses upload-nya. Tampilan yang dimiliki Dropbox ini sangat simpel sehingga mudah digunakan oleh siapa saja.
Ketika mendaftar di Dropbox, Anda akan mendapatkan kapasitas penyimpanan gratis sebesar 2GB. Jika mengikuti Getting Started tutorial, akan ada tambahan sebesar 250MB. Kemudian jika Anda mengaktifkan fitur automatic photo upload, maka Anda akan mendapatkan bonus lagi sebesar 3GB. Dan Anda juga akan mendapatkan bonus 500MB setiap mengajak teman untuk menggunakan layanan Dropbox ini.

Kelebihan

Dropbox mampu terintegrasi dengan baik di berbagai perangkat, baik itu PC, Mac, Android, ataupun iOS. Layanan ini sangat cocok bagi Anda yang sering menggunakan berbagai macam perangkat tersebut.

Kekurangan

Meskipun terintegrasi dengan baik untuk aplikasi desktop dan mobile-nya, namun layanan yang terdapat pada versi web-nya kurang begitu memuaskan dibandingkan dengan penyedia layanan lainnya

Google Drive

Google Drive merupakan layanan cloud storage dari Google. Ketika mendaftar Anda akan mendapatkan kuota penyimpanan gratis sebesar 15GB. Namun kapasitas tersebut tidak hanya digunakan untuk menyimpan file saja namun juga untuk menyimpan data Gmail, foto yang diunggah ke Google+, serta dokumen yang dibuat di Google Docs.
Layanan Google Drive ini terintegrasi langsung dengan sistem operai Chromium. Artinya apabila Anda memiliki perangkat Chromebook, maka Google Drive merupakan layanan penyimpanan awan terbaik yang dapat Anda gunakan.
Google Drive juga memiliki layanan built-in office suite sehingga Anda dapat membuat dan mengedit dokumen Word, Excel, dan Power Point secara langsung. Selain itu Google Drive juga mendukung banyak aplikasi pihak ketiga seperti untuk mengirim fax ataupun memberi tanda tangan.
Kelebihan
Layanan Google Drive ini sangat cocok bagi para pemilik Google Account. Jika Anda menggunakan Gmail maka Anda juga dapat dengan mudah menyimpan lampiran email ke Drive hanya dengan beberapa klik saja.
Kekurangan
Seperti dikutip dari Cnet, Anda tidak dapat mengunggah langsung foto dari smartphone ke Google Drive karena Anda hanya bisa mengunggahnya ke Google Plus saja. Fitur ini mungkin akan hadir di masa yang akan datang.

Box


Meskipun siapa saja dapat membuat akun Box, namun layanan ini sebenarnya lebih cocok bagi para pelaku bisnis dan IT. Ya, selain menyediakan fitur dasar seperti penyimpanan awan lainnya, Box juga menyediakan fitur untuk memberikan komentar di file pengguna lain, memberikan notifikasi ketika terdapat perubahan pada file, dan fitur menarik lainnya.
Box juga memberikan Anda kontrol lebih terhadap privasi dari file yang Anda simpan. Sebagai contoh, Anda dapat mengatur siapa saja yang bisa mengunggah, melihat, serta mengedit file dan folder yang Anda miliki. Anda juga bisa melindungi setiap file tersebut dengan password dan mengatur masa kadaluarsa dari folder yang dibagikan.
Para pelaku bisnis juga dapat menghubungkan layanan ini dengan Salesforce dan NetSuite sehingga mereka dapat menyimpan dokumen langsung di Box. Terdapat juga plugin untuk Microsoft Office dan Adobe Lightroom agar penggunanya dapat membuka dan mengedit file yang tersimpan di Box dengan program tersebut.

Kelebihan

Box sangat cocok bagi para pelaku bisnis karena sudah dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang memadai serta kontrol terhadap privasil file.

Kekurangan

Karena ditujukan bagi para pelaku bisnis, maka berbagai fitur yang disediakan Box mungkin cukup mengganggu bagi para pengguna biasa yang hanya menggunakannya untuk menyimpan file saja.

Cloud Storage

Media penyimpanan data digital saat ini sudah memasuki era yang baru. Jika dulu kita mengenal hanya mengenal media penyimpanan data seperti hard disk dalam perangkat komputer atau flash disk yang portable sehingga bisa dibawa kemana-mana, kini perkembangan teknologi telah menawarkan media penyimpanan data secara online yang dikenal dengan nama Cloud Storage.
Tidak seperti media offline yang membutuhkan perangkat khusus, kini dengan adanya teknologi tersebut kini kita bisa lebih mudah mengakses data digital hanya berbekal perangkat yang telah dilengkapi akses internet. Kelebihan yang ditawarkan Cloud Storage tentunya lebih banyak.
Selain data yang kita simpan terjaga keamanannya, kita juga tidak perlu kawatir jika tiba-tiba terjadi masalah pada perangkat elektronik kita. Semua data penting yang anda miliki pun tetap tersimpan aman di dalam Cloud Storage. Ingin mengetahui tentang Cloud Storage lebih dalam? Berikut ulasannya untuk anda.

Pengertian dan Sejarah Dari Teknologi Cloud Storage

Cloud Storage adalah sebuah teknologi penyimpanan data digital yang memanfaatkan adanya server virtual sebagai media penyimpanan. Tidak seperti media penyimpanan perangkat keras pada umumnya seperti CD atau hard disk, teknologi Cloud Storage tidak membutuhkan perangkat tambahan apapun. Yang anda perlukan untuk mengakses file digital anda hanyalah perangkat komputer atau gadget yang telah dilengkapi layanan internet.Mengenai istilah Cloud Storage yang tersemat untuk media penyimpanan online tersebut  dapat diartikan dari dua kata penyusunnya, Cloud dan Storage. Cloud yang dalam bahasa Indonesiaberarti awan merupakan sebuah ibarat kata dari Internet. Internet diibaratkan layaknya sebuah awan yang luas yang mampu menampung banyak hal mulai dari informasi, hingga program-program dalam satu tempat dan dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh banyak orang.
Sedangkan kata Storage memiliki arti penyimpanan atau media penyimpanan, dalam hal ini yang dapat disimpan adalah data-data digital mulai dari data tertulis, audio, visual hingga program atau pun aplikasi digital. Jadi secara umum Cloud Storage dapat diartikan sebagai teknologi yang menggunakan internet sebagai media penyimpanan data-data digital yang kita miliki.
Pada dasarnya teknologi Cloud Storage merupakan pengembangan dari sistem Komputasi Awan atau yang disebut juga dengan istilah cloud computing. Komputasi Awan merupakan konsep dasar dari adanya layanan  Cloud Storage. Dengan penerapan teknologi Komputasi Awan, penyedia layanan Cloud Storage bisa membangun media penyimpanan secara online tersebut. Mengenai komputasi awan, teknologi ini merupakan salah satu teknologi jaringan internet yang memiliki sejarah pengembangan yang cukup panjang.
Secara simple, sistem Komputasi Awan menggunakan serangkaian komputer server yang telah dioptimasi dengan sistem penyimpanan yang nantinya membentuk banyak virtual server atau tempat penyimpanan data dalam jaringan internet. Data yang tersimpan pada virtual server tersebut akan tetap ada dalam server pusat dan jika pengguna memerlukan data tersebut, maka tinggal mengaksesnya dan akan tersimpan secara sementara pada perangkat kita.
Teknologi ini sebenarnya sudah mulai diperkenalkan sekitar tahun 1960an oleh seorang insinyur teknik komputer dari MIT bernama John McCarthy. Pada waktu itu memang sistem tersebut belum diterapkan pada jaringan internet namun hanya dalam sistem jaringan infrastruktru seperti listrik dan air. Namun pada waktu itu John McCarthy sudah mulai mengungkapkan konsep pengabungan sistem dalam media khusus yang akhirnya kini dikembangkan menjadi Komputasi Awan.
Perkembangan sistem yang mendasari Cloud Storage tersebut mulai diperkenalkan pada modern ini oleh perusahaan eCommerce Amazon pada tahun 2000. Amazon menjadi salah satu pelopor penggunaan sistem tersebut sebagai penjembatan dari semua layanan ecommerce miliknya yang masuk pada layananAmazon Web Service.
Baru beberapa waku berikutnya perkembangan dari sistem Komputasi Awan semakin berkembang dengan pesat, seperti yang dilakukan oleh Google melalui salah satu layanannya Google Drive. Saat ini sudah cukup banyak penyedia jasa Cloud Storage yang bisa menjadi pilihan anda menyimpan data. Beberapa diantaranya merupakan layanan gratis yang dapat dipakai oleh siapa  saja dan sebagian meruapakan layanan berbayar yang terkadang dikhususkan untuk melayani kebutuhan penyimpanan data IT dari perusahaan atau korporasi besar.

Keunggulan Dari Teknologi Cloud Storage

Dengan mengadopsi penggunaan internet sebagai media simpannya, teknologi Cloud Storage nyatanya mempunyai banyak sekali keunggulan jika dibandingkan dengan media penyimpanan perangkat keras seperti CD, hard disk, portable disk atau bentuk yang lain. Secara umum ada 3 keunggulan teknologi Cloud Storage.
#1. Yang pertama adalah mengenai sisi Skalabilitas, maksudnya adalah penggunaan Cloud Storage dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna itu sendiri. Dengan penambahan perangkat keras, sebuah penyedia layanan Cloud Storage bisa meningkatkan daya tampung datanya. Dan bagi para pengguna tentunya menjadi pilihan yang lebih baik dan efektif dengan menyesuaikan kapasitas Cloud Storage yang diperlukan.
#2. Yang kedua adalah dalam hal aksesibiltas, maksudnya adalah kemudahan ketika anda ingin menggunakan layanan tersebut. Dengan adanya teknologi Cloud Storage, anda bisa dengan mudah mengunduh, membuka atau melakukan editing terhadap data yang telah tersimpan kapanpun dan dimanapun selama perangkat anda masih terkoneksi internet. Hal ini menjadi opsi yang sangat penting bagi para pengguna layanan Cloud Storage terutama bagi perusahaan yang membutuhkan bisa mengakses data yang diperlukan dengan lebih mudah dan cepat.
#3. Keuntungan yang ketiga dari teknologi Cloud Storage adalah masalah keamanan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang paling penting karena para pengguna tentunya mengharapkan data yang tersimpan di Cloud Storage dapat terjaga keamanannya. Tidak hanya itu dengan menyimpan data digitalnya pada Cloud Storage akan mengurangi resiko kehilangan data jika terjadi masalah pada perangkat elektronik kita. Kejadian hilangnya data akibat kerusakan perangkat seperti komputer, laptop atau gadget lain pun bisa teratasi dengan adanya teknologi penyimpanan tersebut.
Hingga saat ini teknologi Cloud Storage masih terus dikembangkan dalam hal ragam pelayanannya. Beberapa penyedia Cloud Storage yang mengkhususkan pada jenis file tertentu seperti Cloud Storage music atau Cloud Storage gambar juga semakin banyak bermunculan. Perkembangan dari teknologi penyimpanan data digital tersebut nampaknya tidak akan pernah berhenti dan akan semakin canggih dari hari ke hari. Semoga bermanfaat.

sumber : www.maxmanroe.com

Selasa, 09 Februari 2016

SPEKTROFOTOMETER ULTRA VIOLET-VISIBLE(UV-VIS)

ANALISIS FISIKO KIMIA

SPEKTROFOTOMETER ULTRA VIOLET-VISIBLE(UV-VIS)
OLEH:
Badriyah
Eka Wahyu w
Hilyatussa’adah
Rahma Islamiyati
NONREG A10C




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GIFARI
BANDUNG
2016


KATA PENGANTAR




Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet.

     Makalah Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet ini merupakan tugas mata kuliah Analisis Fisiko Kimia. Melalui makalah yang berjudul Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet ini yang diharapkan dapat menunjang nilai penulis di dalam mata kuliah Analisis Fisiko Kimia. Selain itu, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.

     Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.


Bandung, 25 Januari 2016






BAB I

1.1.   Latar Belakang


Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau bohlam listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas panjang gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision). Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV  (200 – 380 nm), daerah visible (380 – 700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar 1990).
               Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang ada pada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
               Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.

1.2.   Rumusan Masalah


·         Latar belakang tentang alat dan kegunaan Spektrofotometer Uv-Vis
·         Hukum yang mendasari prinsip kerja Spektrofotometer Uv-Vis
·         Komponen Spektrofotometer Uv-Vis dan kegunaannya
·         Gambar bagan Spektrofotometer Uv-Vis dan keterangan komponen-komponen Spektrofotometer Uv-Vis
·         Kelebihan dan kelemahan Spektrofotometer Uv-Vis
·         Contoh proses penelitian di bidang farmasi yang menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis

1.3.   Tujuan

·         Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV/VIS.
·         Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV/VIS.
·         Mengetahui Keuntungan Analisis Secara Spektrofotometer UV/VIS

Senin, 08 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PEMBUATAN ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)

Oleh
1.Nama/NIM   : aurel dasilva
2.Nama/NIM   : imam
3.Nama/NIM   : rahma
4. Nama/NIM : Sri Haryati/D1A140937















LABORATORIUM KIMIA ORGANIK JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GIFARI
BANDUNG
2015

 BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN

1.1         PRINSIP PERCOBAAN

 Pembuatan aspirin berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat dan anhidrat asetat.


1.2         TUJUAN PERCOBAAN


1.2.1      Membuat aspirin dalam skala labor
1.2.2      Memahami dan mempelajari reaksi yang terjadi
1.2.3      Menghitung presentase aspirin yang dihasilkan












BAB II
TEORI DASAR

2.1        Pengertian Aspirin

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat. Aspirin dibuat dengan reaksi asetylasi. Reaksi asetylasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetyl kedalm suatu substrat yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-COO- (dimana R merupakan alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat dibuat dengan cara asetilasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan anhidrida asetat dengan bantuan sedikit katalis yaitu Asam Sulfat pekat. Pada pembuatan Aspirin, asam salisilat (o-hydroxiy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi.

2.2        Pembuatan Aspirin

Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat dengan menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat kondensasi dua molekul asam karboksilat. Berikut ini beberapa cara atau metode yang ditemukan oleh beberapa tokoh :

a)        Sintesa Aspirin menurut Kolbe
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan Asetat Anhidrat dengan bantuan Asam Sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.
b)        Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki tekanan vakum dan panas (130oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100oC sehingga membentuk sodium salisilat. Sodium salisilat dilarutkan keluar dari mill lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan Asam Sulfat untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Untuk membentuk Aspirin, asam salisilat di reflux bersama Asetat Anhidrat di dalam pelarut toluen selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetil salisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg. (George Austin, 1984 )

2.3        Rekristalisasi

Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat – zat organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah yang panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk pemurnian sebab kemudahannya ( tidak perlu alat khusus ) dan karena keefektifannya. Kedepannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi ( pada atau dekat titik didih pelarutnya ) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.(Ilham,2011)

2.4        Manfaat Aspirin

Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai penyebab (sakit kepala, nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout, dan sebagainya), dan untuk kondisi demam, Aspirin juga berguna dalam mengobati penyakit rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk mengencerkan darah dan mencegah pembekuan darah) dalam arteri koroner (jantung) dan di dalam vena pada kaki dan panggul. Ada juga artikel yang ditulis dalam literatur medis mendalilkan penurunan kejadian kanker usus besar di antara mereka yang secara teratur mengonsumsi Aspirin pada dosis tertentu. Saat ini banyak dokter dan pasien yang menggunakan Aspirin dosis rendah (baby Aspirin atau Aspirin berdosis 81 mg) setiap hari untuk mengurangi kemungkinan mendapatkan serangan jantung dan stroke melalui aksi anti-plateletnya (pengencer darah dan mencegah pembekuan darah).

Aspirin juga telah digunakan untuk mengatasi anak-anak yang mengalami Sindrom Bartter, dan juga dalam meningkatkan penutupan Patent Ductus Arteriosus (PDA), hubungan abnormal antara aorta (arteri utama terhubung ke jantung) dan arteri pulmonalis (untuk paru-paru) pada bayi baru lahir. Jika PDA tidak menutup secara normal, operasi mungkin diperlukan untuk menutupnya (menutup dengan cara menjahit) sebelum anak memasuki usia sekolah.
















BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 CARA KERJA
Tempatkan 10g asam salisilat kering dan 15g (14ml) asetat anhidrida dalam suatu labu kecil, lalu tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat dan kocok labu untuk pencampuran (tujuannya: agar aman). Hangatkan labu di atas penangas air pada suhu 50-600C, sambil di aduk dengan thermometer selama 15 menit. Biarkan campuran mendingin dan aduk sesekali. Tambahkan 150mL air, aduk baik-baik dan saring dengan pompa filter. Crude aspirin (asam asetil salisilat) akan diperoleh.
Aspirin dari hasil di atas dapat direkristalisasi kembali dengan penambahan asam asetat dan air (dengan perbandingan yang sama).
Berikut ini adalah salah satu metode alternative untuk memurnikan crude aspirin. Larutkan crude aspirin dalam 30mL alcohol panas, lalu tuangkan larutan ini ke dalam 75mL air. Jika terjadi pemisahan pada keadaan ini hangatkan terus campuran sampai aspirin terlarut (dengan penambahan kembali 75mL air panas). Jika masih terjadi pemisahan, hangatkan kembali campuran sampai semua aspirin terlarut sempurna. Setelah itu, biarkan larutan jernih ini mendingin pelan-pelan, hingga didapatkan Kristal aspirin yang bagus bentuknya ( seperti jarum).
Untuk mengindentifikasi aspirin yang akan diperoleh , bisa dengan cara berikut: di dalam 2 tabung reaksi yang terpisah , larutkan sedikit Kristal asam salisilat dan sedikit Kristal aspirin ke dalam 1mL methanol. Tambahkan reagen FeCl3, amati hasilnya masing-masing.

3.2          ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN


-         Labu ukur
-         Penangas air
-         Termometer
-         Pompa filter
-         Kertas Saring
-         Gelas ukur
-         Pipet ukur

 

3.3         BAHAN YANG DIGUNAKAN


-         Asam salisilat
-          asetat anhidrida
-         asam sulfat
-          alcohol
-         air panas
-          fecl3




BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1         HASIL PERCOBAAN


 4.1.1 pembuatan aspirin

NO

PROSEDUR

PENGAMATAN

1

Masa pencampuran asam asetat anhidrat,asam sulfat pekat kedalam asam salisilat kering.

Larut sebagian,setelah ditetesi larutan H2SO4 larutan menjadi panas dan warna larutan bening.

2

Setelah dipanaskan pada suhu 50-60oC

Larutan berwarna agak kekuningan tapi jernih

3

Setelah ditambahkan air 150 ml

Ada uap putih

4

Diamkan ad dingin ,Lakukan rekristalisasi

Terbentuk crude aspirin

5

Setelah proses penyaringan, berapa masa setelah dikeringkan

-


 4.1.2 pemurnian

Mula-mula
Setelah pemurnian dengan alkohor-air
Masa kristal aspirin
-
12,6
Warna kristal + FeCl3
-
ungu
Titik leleh
-
-
Bentuk kristal
-
Tidak terjadi pembentukan kristal
Rendemen teoritis
-
2,61 gram
Rendemen nyata
-
Tidak diperoleh,karena tidak terdapat  pembentukan kristal
% rendemen
-
23,37 %


4.2         PEMBAHASAN

Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa derivatif dari asam salisilat. Aspirin berupa kristal putih dan berbentuk seperti jarum. Dalam pembuatan aspirin tidak akan dihasilkan produk yang baik jika suasananya berair, karena asam salisilat yang terbentuk akan terhidrolisa menjadi asam salisilat berair. Aspirin diperoleh dengan proses asetilasi terhadap asam salisilat dengan katalisator H2SO4 pekat. Asetilasi adalah terjadinya pergantian atom H pada gugus –OH dan asam salisilat dengan gugus asetil dari asam asetil anhidrat. Karena asam salisilat adalah desalat phenol, maka reaksinya adalah asetilasi destilat phenol. Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O yang kuat dari phenol, tetapi tergantung pada pemakaian, pemisahan ikatan –OH. Jika dipakai asam karboksilat untuk asetilasi biasanya rendemen rendah. Hasil yang diperoleh akan lebih baik. Jika digunakan suatu derivat yang lebih reaktif menghasilkan ester asetat. Nama lain aspirin adalah metil ester asetanol (karena doperoleh dari esterifikasi asam salisilat sehingga merupakan asam asetat dan fenilsalisilat.
Dalam percobaan ini, dicampurkan asam salisilat dan asam asetat an-hidrat. Digunakan asam asetat an-hidrat, karena asam asetat anhidrat memiliki gugus asetil yang merupakan leaving group yang lebih baik dibandingkan gugus hidroksi pada asam asetat, asam asetat anhidrid akan menyerang nukleofil yang ada pada asam salisilat. Asam asetat anhidrat lebih reaktif jika dibandingkan dengan asam asetat, kelebihreaktifan asam asetat anhidrat ini disebabkan oleh struktur asam asetat anhidrat yang telah kehilangan 1 atom hidrogen sehingga atom karbon menjadi elektropositif.Setelah ditambahkan asam asetat an-hidrat, selanjutnya digojog hal ini bertujuan agar asam salisilat yang berbentuk padatan dapat larut sempurna dalam larutan asam asetat an-hidrat.Kemudian campuran ditetesi dengan asam sulfat pekat. Penambahan asam sulfat pekat berfungsi sebagai katalisator yaitu untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih cepat dan energi yang diperlukan semakin sedikit. pada penambahan asam sulfat pekat timbul panas dan letupan hal ini menunjukkan reaksinya eksoterm. setelah pencampuran dihasilkan campuran seperti bubur atau dalam fasa padat.
Campuran selanjutnya dipanaskan dalam air mendidih, pemanasan dilakukan selama 15 menit .Setelah dipanaskan campuran yang awalnya berada dalam fasa padat berubah menjadi fasa cair dan berwarna bening.Pemanasan ini dilakukan dengan tujuan menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada larutan sehingga menghasilkan aspirin dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Pemanasan ini juga bertujuan mempercepat kelarutan asam salisilat, dimana hal ini akan mempengaruhi laju reaksi yang semakin cepat karena mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul larutan tersebut. Diamkan ad terbentuk endapan.
Setelah itu, dilakukan penyaringan dengan corong buchner dan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya. Penyaringan ini dilakukan untuk mendapatkan kristal aspirin yang terdapat dalam larutan. Karena telah berbentuk padatan, kristal sulit untuk diambil jadi sebelum kristal disaring, ditambahkan air. Residu yang dihasilkan juga dibilas dengan air. Hal ini bertujuan untuk menghidrolisis kelebihan asam pada kristal aspirin. Selanjutnya, kristal aspirin yang ada pada kertas saring dikeringkan hingga kering dan setelah kering maka ditimbang di timbangan analitik.
Reaksi
Setelah ditimbang didapatkan padatan. Padatan yang didapatkan ini masih mengandung zat pengotor atau belum 100% murni.Selanjutnya padatan dibilas dengan aquades untuk menghilangkan kelebihan asam yang ada dalam aspirin.Padatan lalu dicampur dengan 30 mL alkohol, dan didapatkan larutan yang berwarna bening. Kemudian ditambahkan 75 mL air panas dan diperoleh larutan yang tetap berwarna bening. Selanjutnya seperti tahap pengkristalan awal, seharusnya larutan didinginkan dalam air es, dan setelah terbentuk kristal dioven hingga kering. Dalam praktikum yang kami lakukan terdapat kesalahan prosedur tidak didinginkan dalam air es,sehingga tidak terbentuk pengkristalan.
Untuk membuktikan apakah padatan yang dihasilkan benar-benar murni aspirin atau tidak maka ditambahkan dengan FeCl3. Ketika Besi (III) Klorida bereaksi dengan gugus fenol akan membentuk kompleks yang berwarna ungu. asam salisilat termasuk fenol, sehingga jika dalam padatan masih mengandung asam salisilat maka akan menghasilkan larutan berwarna ungu jika dimasukkan FeCl3. Namun, jika padatan adalah aspirin murni maka akan dihasilkan warna larutan yang keruh. Sebelum ditambahkan FeCl3, sebelumnya padatan dilarutakn dengan etanol agar berada dalam fasa larutan, tidak dilarutkan dalam air karena aspirin dan asam salisilat sukar larut dalam air.Pada percobaan ini didapatkan hasil larutan berwarna ungu, hal ini menunjukan padatan yang dihasilkan masih mengandung pengotor.Kemungkinan kesalahan adalah karena pemanasan larutan yang kurang lama Pemanasan dilakukan untuk menaikan kelarutan asam salisilat yang terbentuk sehingga mampu bereaksi sempurna.Selain itu, proses asetilasi asam salisilat juga dilakukan dalam kondisi bebas air. Proses pengeringan yang tidak sempurna akan menyebabkan aspirin yang terbentuk akan terhidrolisis kembali menjadi asam salisilat. Pada percobaan ini, asamsalisilat diharapkan menjadi pereaksi pembatas sehingga habis bereaksi, namun ternyata asam salisilat masih terdapat dalam padatan.
Massa aspirin teoritis yang didapatkan adalah 2,61 gram tetapi pada percobaan ini tidak dihasilkan massa sebanyak itu karena praktikum percoban ini tidak berhasil, dan prosentase rendemennya hanya23,37%. Karakter proses kristalisasi ditentukan oleh termodinamika dan faktor kinetik. Faktor-faktor seperti tingkat ketidakmurnian, metoda penyamburan, desain wadah, dan profil pendinginan bisa berpengaruh besar terhadap ukuran, jumlah dan bentuk kristal yang dihasilkan. Keadaan inilah yang menyebabkan kristalisasi sulit untuk di kontrol. Pada percobaan ini proses pendinginan dilakukan secara manual dengan menggunakan air es dalam baskom sehingga proses pengkristalan juga kurang sempurna. Perpindahan tempat yang awal penimbangan digunakan gelas arloji lalu dimasukkan ke erlenmeyer, kemungkinan masih ada sedikit padatan yang tertinggal atau jatuh, lalu setelah pendinginan kristal di pindah dari erlenmeyer ke kertas saring yang ada dalam corong buchner, kemungkinan ada padatan yang masih tertinggal di erlenmeyer, penyaringan ini juga dilakukan dua kali. Kesalahan-kesalahan tersebut menyebabkan hasil yang didapatkan jauh dari massa teoritis.
Pada percobaan ini tidak dilakukuan pengujian titik didih, hal ini dikarenakan kurangnya waktu praktikum.