Selasa, 23 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TETAPAN GAS DAN VOLUM MOLAR GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TETAPAN GAS DAN VOLUM MOLAR GAS Oleh Nama : Rahma Islamiyati NIM : D1A140943 Partner 1.Nama/NIM : Aurelia da silva/ D1A140921 2.Nama/NIM : Siti maulidina nur fadilah/ D1A141021 3.Nama/NIM : Syahid Devana Mahendra/ D1A140949
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL GIFARI BANDUNG 2015 BAB I PRINSIP DAN TUJUAN 1.1 PRINSIP PERCOBAAN Prinsip percobaan bedasarkan reaksi netralisasi 1.2 TUJUAN PERCOBAAN Menentukan tetapan gas dan volume molar gas   BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Hukum Gay-Lussac Gay-Lussac mereaksikan gas oksigen dengan gas nitrogen sehingga terbentuk ammonia. Pada suhu dan tekanan yang sama, ternyata hydrogen yang diperlukan tiga kali volume gas nitrogen. Hydrogen + Nitrogen à Amoniak (1 vol) (3 vol) (2 vol) Berdasarkan volume gas pada P dan T yang sama, Lussac membuat pernyataan yang disebut hukum penyatuan volume. Hukum ini berbunyi, “volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat yang sederhana” (Syukri, 1999 :30). 2.2 HUKUM AVOGRADO Hukum yang berbunyi, “pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang bervolume sama memiliki jumlah partikel yang sama pula”. Kandungan dari gas yang dinyatakan Amadeo Avogadro yaitu volume sama dari gas pada tekanan dan suhu yang sama mengandung partikel yang sama, secara matematis dapat ditulis: V α n (pada P dan T tetap), = = …. (Atkins, 1994 :11). 2.3 HUKUM BOYLE Pada suhu tetap, hasil kali tekanan dan volume tetap untuk jumlah gas tertentu: PV= C atau P1V1=P2V2 (Oxtoby, 1999 : 356). Oksigen adalah unsure yang sangat vital untuk manusia, yaitu respirasi.Gas oksigen mengembun pada suhu -1830C dan membeku pada suhu -218,40C.oksigen dapat dibuat dengan penguraian kalium klorat (KClO3). Penguraian hydrogen peroksida (H2O2) dan elektrolisis air (Purba, 2002 :165).   BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 CARA KERJA A. Tabung reaksi kosong ditimbang. B. Campuran bubuk KClO3 dan bubuk MnO2 ditimbang sampai 1-1,2 gram. C. Dimasukkan campuran KClO3 dan MnO2 kedalam tabung reaksi dan ditimbang. D. Kedalam Erlenmeyer, dimasukkan 100 ml aquades dank e dalam labu alas bundar dimasukkan aquades 250 ml. E. Set alat pembuatan oksigen dipasang, ujung selang ditiup untuk menghilangkan gelembung udara. F. Setelah gelembung udara hilang,klem diputar untuk ditutup. G. Klem dibuka, kemudian tabung reaksi yang berisi campuran KClO3 dan MnO2 yang telah terpasang pada set alat pembuatan oksigen dipanaskan, dan air dari labu alas bundar dialirkan ke Erlenmeyer. H. Setelah air dari labu alas bundar berhenti mengalir (ditandai dengan adanya gelembung udara pada selang penghubung), kemudian klem diputar untuk ditutup kembali. I. Volume air pada Erlenmeyer diukur dengan gelas ukur. J. Campuran KClO3 dan MnO2 didalam tabung reaksi ditimbanga kembali. 3.2 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN • Labu dasar rata 500ml • Tabung reaksi pyrex • Prop tabung reaksi 1 lubang • Klem dan statif • Selang plastic dan klem • Pemanas spiritus • Gelas kimia 500ml • Gelas ukur 250ml • Prop labu 2 lubang • Thermometer 1500c 3.3 BAHAN YANG DIGUNAKAN  Kalium klorat  Mangan oksida BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERCOBAAN Bahan dipanaskan dan terjadi penguapan. Awalnya air menetes perlahan tetapi lama kelamaan mengalir semakin deras. Air berhenti menetes pada volume 230ml dan pada waktu 1:19. . 4.2 PEMBAHASAN Untuk dapat mengukur bobot (volume) molar suatu molekul selain menggunakan metode Canizzaro juga dapat digunakan persamaan gas ideal. Cara yang terakhir ini lebih sederhana dan lebih mudah. Seperti yang telah dilakukan oleh praktikan pada percobaan penentuan volume molar oksigen. Setelah semua peralatan dipasang, kemudian campuran KClO3 dan MnO2 pada tabung reaksi dipanaskan reaksi penguraian oksigen pada KClO3 adalah: 2KClO3 2KCl(s) + 3O2(g). Dari sini dapat diketahui bahwa setiap 1 mol KClO3 yang terurai akan menghasilkan 1,5 mol oksigen. Dan menghasilkan 1 mol endapan KCl. Oksigen yang dihasilkan mendorong air yang berada dalam labu alas bundar yang tekanan udaranya sudah disamakan dengan tekanan udara luar. Hal ini disebabkan karena sifat dasar materi yang selalu menempati ruang, sehingga oksigen yang terurai tadi mencari ruang untuk ditempati. Dari sifat dasar materi inilah dapat diketahui bahwa volume ruang ditempati oleh air terdorong keluar sebelumnya adalah sama dengan volume ruang yang ditempati oleh oksigen atau dengan kata lain volume oksigen yang terurai sama dengan volume air yang didorong keluar labu alas bundar oleh oksigen. Setelah diadakan pengukuran volume air (yang sama dengan berat oksigen) adalah sama dengan 49 mL, dari pengukuran berat tabung diperoleh 0,26 gram. Dan setelah diadakan perhitungan mo, diperoleh mol oksigen sebesar 0,008 mol. Pada perhitungan untuk penetuan volume oksigen pada STP, diperoleh volume oksigen sebesar 0,052 L. Hasil ini berbeda dengan volume molekul pada STP yang diketahui dari studi pustaka sebelumnya , yaitu 22,4 L. Perbedaan ini disebabkan karena mol O2 yang terurai tidak sesuai dengan stoikiometri reaksi yang diakibatkan oleh tidak terurainya seluruh oksigen yang terdapat pada KClO3. Pada penentuan tetapan umum gas, sebelumnya haruslah diadakan volume (V), suhu (T), dan tekanan (P) yang dimiliki oleh sistem setelah diadakan perhitungan, diperoleh R sebesar 0,0194 L atm/mol K. Pada perhitungan persentase O2 dalam campuran yang bermassa 0,26 gram diperoleh % massa O2 sebesar 46,43%.   BAB V KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengukur volume molar gas. Salah satu caranya dengan menggunakan cara yang saya lakukan diatas yang menghasilkan data air berhenti menetes pada volume ml dan pada waktu .

0 komentar:

Posting Komentar