Rabu, 03 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI PENGENALAN GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
REAKSI PENGENALAN GAS
Oleh
Nama   : Rahma Islamiyati
NIM    : D1A140943
Partner
1.Nama/NIM   : Aurelia da silva/ D1A140921
2.Nama/NIM   : Siti maulidina nur fadilah/ D1A141021
3.Nama/NIM   : Syahid Devana Mahendra/ D1A140949



LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GIFARI
BANDUNG
2015
BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN

1.1         PRINSIP PERCOBAAN

Prinsip percobaan bedasarkan reaksi pembentukan gas.

1.2         TUJUAN PERCOBAAN

Mengetahui dan mengenal pembuatan gas.
BAB II
TEORI PENUNJANG

2.1         GAS

Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang pada suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat. Gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan mengisi ruang di manapun mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.

2.2         GAS HIDROGEN

              Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2 mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar manapun.

2.3         GAS AMONIA

            Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). 

 

 

 





BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1         CARA KERJA

1.      GAS HIDROGEN (H2)
·         Masukan 2-3 butir logam Zn kedalam tabung reaksi.
·         Tambahkan 5 mL H2SO4 6 N dan 5 tetes CuSO4 10%, segera tutup dengan tabung reaksi lain.
·         Setelah reaksi berjalan kurang lebih satu menit, nyalakan korek api, angkat tabung reaksi yang berisi gas hydrogen (tutupnya) secara hati hati.
·         Amati apa yang terjadi! (bila terbentuk gas hydrogen akan terjadi letupan)
2.      GAS AMONIAK (NH3)
·         NH4Cl Kristal disimpan dalam kaca arloji.
·         Tambahkan NaOH 6 N dan tutup dengan corong yang diletakkan terbalik.
·         Ujung corong disumbat dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi aquadest.
·         Tempatkan diatas penangas air, lakmus merah akan berubah menjadi biru.
3.      GAS KARBON DIOKSIDA (CO2)
·         Ke dalam tabung reaksi masukan HCL encer
·         Tambahkan CaCO3 akan terbentuk gas CO2
·         Selidiki gas tersebut dengan cara mengalirkan ke dalam air barit atau Ba(OH)2, jika terjadi kekeruhan menandakan adanya gas CO2

3.2         ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

·         Tabung reaski
·         Beaker glass
·         Corong
·         Kaca arloji
·         Kawat kassa
·         Kaki tiga

3.3         BAHAN YANG DIGUNAKAN

·         logam Zn
·         H2SO4 6 N
·         CuSO4 10%,
·         NH4Cl Kristal
·         NaOH 6 N






BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1         HASIL PERCOBAAN

1)      Ada letupan
2)      Lakmus menjadi biru
3)      Larutan menjadi keruh

4.2         PEMBAHASAN

Semua zat yang bersifat gas dapat berbaur dengan sesamanya dan akan bercampur dalam segala perbandingan. Karena itu, semua campuran gas adalah larutan yang homogen. Ciri khas molekul gas antara lain, gaya tarik menariknya sangat kecil, susunannya sangat tidak teratur, dan letaknya saling berjauhan. Empat sifat dasar yang menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah banyaknya molekul gas, volume gas, suhu, dan tekanan. (Petrucci, 1989)
Dalam hubungan nya dengan pH, gas dapat bersifat asam atau basa. Kertas lakmus adalah indikator asam basa suatu bahan yang dapat berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa. Kertas lakmus biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. (Hervey D, 2000).
Asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Sedangkan basa adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). (Arrhenius, 1884).
Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+) bisa berupa kation atau
molekul netral. Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+), bisa berupa anion atau molekul netral. (Bronsted-Lowry, 1923).
Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru. Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru. (Lewis, 1923).
  Menurut Chang (2004), secara umum, asam memiliki beberapa sifat. Asam memiliki rasa asam, misalnya cuka yang mempunyai rasa asam dari asam asetat. Asam menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus, dari biru menjadi merah. Asam bereaksi dengan logam- logam tertentu, seperti seng, magnesium, dan besi yang akan menghasilkan gas hidrogen. Yang terakhir, asam dapat bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat, yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2).
  Menurut Chang (2004), secara umum basa memiliki beberapa sifat. Basa memiliki rasa pahit. Basa terasa licin, misalnya sabun. Basa menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus dari merah menjadi biru. Larutan basa dalam air dapat menghantarkan arus listrik.
  Dalam percobaan ini, larutan NH4Cl yang direaksikan dengan NaOH agar memperoleh senyawa berwujud gas. Campuran NH4Cl dan NaOH memiliki warna yang bening, baik sebelum atau pun sesudah pemanasan. Sebelum pemanasan, larutan ini tidak berbau. Kertas lakmus berwarna kuning ketika didekatkan pada mulut tabung reaksi, serta memiliki pH 5 yang berarti asam.
  Tetapi setelah pemanasan, larutan NH4Cl dan NaOH tersebut  mengeluarkan bau yang menyengat/ tengik. Dan ketika kertas lakmus di dekatkan pada mulut tabung reaksi, warna nya berubah menjadi biru muda dengan pH 7. Gas tersebut akan menyebabkan terbentuknya amonia dan air, dengan reaksi sebagai berikut:
                          NH4Cl(l) + NaOH(l)  à NH3(g)  + NaCl(l)  + H2O(l)
NH4Cl (ammonium klorida) yang ditambahkan NaOH akan menghasilkan NaCl, NH3 (gas amonia), dan H2O (air).
  Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengamati berbagi perubahan yang terjadi dari sebuah reaksi kimia, dan kita dapat mengetahui adanya suatu gas serta mengetahui sifat asam atau basa gas tersebut menggunakan kertas lakmus. Dapat dibuktikan, sebelum pemanasan larutan tidak berbau, tetapi setelah pemanasan, larutan tersebuat mengeluarkan bau menyengat/ tengik. Begitupula dengan perubahan pada kertas lakmus, yang semula kuning berubah menjadi biru muda. pH nya pun demikian, dari 5 menjadi 7. Semua perubahan dari sebelum dan sesudah pemanasan mengindikasikan bahwa telah terjadi reaksi kimia antara NH4Cl dan NaOH.
  Hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah cara membaui gas yang benar. Caranya dengan mengipas- ngipaskan tangan kita di atas tabung reaksi, dan hidung kita berusaha untuk membaui pada jarak yang relatif jauh. Cara ini digunakan agar kita tidak menghirup gas tersebut secara langsung. Bau tersebut adalah bau amonia (NH3) yang dihasilkan dari campuran NH4Cl dan NaOH yang terurai dan membentuk amonia.




BAB V
KESIMPULAN

Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus
1.      Campuran larutan NH4Cl dan larutan NaOH akan menghasilkan gas amonia (NH3) ketika campuran larutan tersebut dipanaskan.
2.      Gas amonia (NH3) yang dihasilkan bersifat basa, dapat menaikkan pH dari 5 menjadi 7.
3.      Kertas lakmus akan berwarna kemerahan jika gas bersifat asam, dan berwarna biru jika gas bersifat basa.






0 komentar:

Posting Komentar